Rumah pribadi berukuran 115 m2 ini berada di lingkungan perkampungan yang belum padat.
Masih banyak kebun kosong yang ditanami pohon mahoni dan sengon.
Hunian ini terdiri dari dua gugus bangunan; gugus depan menggunakan struktur limasan lawas yang direstorasi, lalu gugus belakang menggunakan struktur beton dengan atap kampung.
Gugus terpisah ini untuk mempertahankan pepohonan yang sudah tumbuh di lahan ini sebelumnya juga untuk menjaga suhu lingkungan rumah tetap dingin.
Penggunaan material sederhana untuk ornamen seperti batu bata, pecahan keramik sisa, pertemuan kayu dengan besi dipilih demi menonjolkan kemampuan kriya para tukang. Rumah ini menjadi kesempatan para tukang mengerjakan pekerjaan detail yang membutuhkan kerapian dan kesabaran.